Minggu, 11 April 2010

Sepucuk Risalah (Surat)

SURAT TERBUKA UNTUK AKTIVIS DAKWAH KAMPUS
(Khususnya kpd para Kader LDK Baabul Hikmah)
Kepada
Yth.Aktivis Dakwah Kampus (ADK)
di-
Medan Perjuangan Suci

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Mungkin lembaran-lembaran hari-hari yang engkau lalui penuh rintangan, ujian, tantangan, kepenatan dan lelah yang teramat sangat. Mungkin kau terpaksa mengorbankan waktu istirahatmu yang amat sedikit bahkan kurang untuk merencanakan manuver-manuver dakwah. Mungkin kau harus dengan ikhlas mengorbankan waktu sejak pagi-pagi sekali sebelum sang surya dengan sempurna menyinari bumi sampai senja menunjukkan rona merahnya untuk mengikuti meeting rutin yang tidak semua orang bisa hadir walaupun sebernya mereka bisa hadir namun, seribu alasan yang tidak begitu syar’i menjadi kambing hitam. Atau engkau terpaksa mengorbankan waktu kuliahmu karena tidak ada yang bersedia mengalah untuk mengorbankan waktu kuliahnya ketika koordinasi dakwah harus segera dilakukan. Dengan penuh keikhlasan, kaupun bersedia mengikuti jadual rekan-rekanmu yang lain meski harus mengorbankan kepentingan dirimu. Betapa engkau percaya bahwa Allah SWT akan senantiasa memberikan pertolongan kepada mereka yang menolong dien-Nya.

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Apakah pertanyaan-pertanyaan penuh nada curiga dari keluargamu masih kerap menemani setiap tapak langkahmu? Betapa dalam setiap sujud panjangmu kau tidak pernah lalai memohonkan hidayah untuk keluargamu terkadang dengan deraian air mata ketulusan. Tetapi kau selalu tersenyum ceria dan penuh semangat ditengah saudaramu yang lain. Seolah tak ada duka menghampiri kehidupanmu. Kau terlihat begitu tegar bahkan kau kerap menghadiahkan taujih yang mampu menguatkan saudaramu yang lain. Bersama kesulitan selalu ada kemudahan, janji Allah itu membuat engkau begitu kuat dan tegar.


Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Kulihat engkau begitu bersahaja, sederhana dan anggun dengan jilbab panjang tanpa motif dan gamis sederhana yang tak banyak kau miliki. Kau tak pernah iri melihat saudaramu menggunakan gamis beraneka model dan motif. Bahkan selalu berganti setiap hari. Selalu rasa syukur yang tergambar dari teduh wajahmu, kau tidak ingin menggunakan pakaian hanya untuk terlihat modis. Sutra hijau nan indah menjadi impianmu di surga-Nya.

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Hari-harimu penuh terlewati penuh kesejaan. Tilawah Al-Quran nan syahdu selalu kau sempatkan sekalipun di kampus. Dzikir Al-Ma’tsurat tak pernah terlepas dalam setiap harimu. Sering terdengar alunan ayat-ayat Al-Quran dari bibirmu ketika engkau menghapalkan surat cinta dari Ilahi. Ketika banyak saudaramu lebih semangat menyandungkan bait-bait nasyid yang begitu banyak mereka hafal, kau tak pernah tergoda. Subhanallahu ku dengar lebih 5 Juz tersimpan dimemorimu.

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Sudahkah engkau menyempatkan diri membaca lara yang menimpa saudaramu di belahan bumi lain? di Afganistan, Palestina, Khasmir, Moro, Irak, Cehcnya, Maluku, Poso, Aceh dan belahan bumi lainnya. Sudahkah engkau membaca majalah dan koran hari ini? Ataukah engkau masih suka membaca buku cerita, novel,komik kartun, anime dan serial cantik yang menjadi santapanmu ketika masih jahiliyah dulu? Ketimbang membaca dan mencerna sirah nabawiyah atau sirah sahabat yang penuh dengan pelajaran dan teladan sebagai bekal kehidupanmu. Pernahkah engkau membaca tafsir Al-Quran dirumah ketika tilawah, menekuni buku Fiqh Da’wah, Petunjuk Jalan, Risalah Pergerakan,fiqh sunnah, bugulmarom, dan buku-buku islam lainnya. Ataukah engkau masih menunggu ta’limat murobbi/ murobbiyah untuk sekedar membukanya?.

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Begitu banyak kewajiban dakwah yang belum tersentuh tanganmu saudaraku. Bagaimana kabar dakwah di kampusmu, di keluargamu, di lingkungan rumahmu, di tempat tugasmu dan di tempat kerjamu?. Sudahkah engkau memberikan kontribusi yang berarti untuk membangun peradaban islam ataukah engakau labih suka menjadi penonton, pasif, diam, tidak percaya diri, takut menghadapi dunia luar dan sibuk dengan diri sendiri? Saatnya bangkit, bergerak, dan berjuang saudaraku, mari bersama membangun peradaban madani. Jangan tunggu lagi karena tiap detik amat berarti dan tak mungkin kembali. Mari melebur bersama dakwah, HARAPAN ITU MASIH ADA!!!! ... bagaimana saudaraku?

Sepucuk Risalah (Surat)

SURAT TERBUKA UNTUK AKTIVIS DAKWAH KAMPUS
(Khususnya kpd para Kader LDK Baabul Hikmah)
Kepada
Yth.Aktivis Dakwah Kampus (ADK)
di-
Medan Perjuangan Suci

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Mungkin lembaran-lembaran hari-hari yang engkau lalui penuh rintangan, ujian, tantangan, kepenatan dan lelah yang teramat sangat. Mungkin kau terpaksa mengorbankan waktu istirahatmu yang amat sedikit bahkan kurang untuk merencanakan manuver-manuver dakwah. Mungkin kau harus dengan ikhlas mengorbankan waktu sejak pagi-pagi sekali sebelum sang surya dengan sempurna menyinari bumi sampai senja menunjukkan rona merahnya untuk mengikuti meeting rutin yang tidak semua orang bisa hadir walaupun sebernya mereka bisa hadir namun, seribu alasan yang tidak begitu syar’i menjadi kambing hitam. Atau engkau terpaksa mengorbankan waktu kuliahmu karena tidak ada yang bersedia mengalah untuk mengorbankan waktu kuliahnya ketika koordinasi dakwah harus segera dilakukan. Dengan penuh keikhlasan, kaupun bersedia mengikuti jadual rekan-rekanmu yang lain meski harus mengorbankan kepentingan dirimu. Betapa engkau percaya bahwa Allah SWT akan senantiasa memberikan pertolongan kepada mereka yang menolong dien-Nya.

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Apakah pertanyaan-pertanyaan penuh nada curiga dari keluargamu masih kerap menemani setiap tapak langkahmu? Betapa dalam setiap sujud panjangmu kau tidak pernah lalai memohonkan hidayah untuk keluargamu terkadang dengan deraian air mata ketulusan. Tetapi kau selalu tersenyum ceria dan penuh semangat ditengah saudaramu yang lain. Seolah tak ada duka menghampiri kehidupanmu. Kau terlihat begitu tegar bahkan kau kerap menghadiahkan taujih yang mampu menguatkan saudaramu yang lain. Bersama kesulitan selalu ada kemudahan, janji Allah itu membuat engkau begitu kuat dan tegar.


Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Kulihat engkau begitu bersahaja, sederhana dan anggun dengan jilbab panjang tanpa motif dan gamis sederhana yang tak banyak kau miliki. Kau tak pernah iri melihat saudaramu menggunakan gamis beraneka model dan motif. Bahkan selalu berganti setiap hari. Selalu rasa syukur yang tergambar dari teduh wajahmu, kau tidak ingin menggunakan pakaian hanya untuk terlihat modis. Sutra hijau nan indah menjadi impianmu di surga-Nya.

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Hari-harimu penuh terlewati penuh kesejaan. Tilawah Al-Quran nan syahdu selalu kau sempatkan sekalipun di kampus. Dzikir Al-Ma’tsurat tak pernah terlepas dalam setiap harimu. Sering terdengar alunan ayat-ayat Al-Quran dari bibirmu ketika engkau menghapalkan surat cinta dari Ilahi. Ketika banyak saudaramu lebih semangat menyandungkan bait-bait nasyid yang begitu banyak mereka hafal, kau tak pernah tergoda. Subhanallahu ku dengar lebih 5 Juz tersimpan dimemorimu.

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Sudahkah engkau menyempatkan diri membaca lara yang menimpa saudaramu di belahan bumi lain? di Afganistan, Palestina, Khasmir, Moro, Irak, Cehcnya, Maluku, Poso, Aceh dan belahan bumi lainnya. Sudahkah engkau membaca majalah dan koran hari ini? Ataukah engkau masih suka membaca buku cerita, novel,komik kartun, anime dan serial cantik yang menjadi santapanmu ketika masih jahiliyah dulu? Ketimbang membaca dan mencerna sirah nabawiyah atau sirah sahabat yang penuh dengan pelajaran dan teladan sebagai bekal kehidupanmu. Pernahkah engkau membaca tafsir Al-Quran dirumah ketika tilawah, menekuni buku Fiqh Da’wah, Petunjuk Jalan, Risalah Pergerakan,fiqh sunnah, bugulmarom, dan buku-buku islam lainnya. Ataukah engkau masih menunggu ta’limat murobbi/ murobbiyah untuk sekedar membukanya?.

Apa kabar hari-hari dakwahmu saudaraku?

Begitu banyak kewajiban dakwah yang belum tersentuh tanganmu saudaraku. Bagaimana kabar dakwah di kampusmu, di keluargamu, di lingkungan rumahmu, di tempat tugasmu dan di tempat kerjamu?. Sudahkah engkau memberikan kontribusi yang berarti untuk membangun peradaban islam ataukah engakau labih suka menjadi penonton, pasif, diam, tidak percaya diri, takut menghadapi dunia luar dan sibuk dengan diri sendiri? Saatnya bangkit, bergerak, dan berjuang saudaraku, mari bersama membangun peradaban madani. Jangan tunggu lagi karena tiap detik amat berarti dan tak mungkin kembali. Mari melebur bersama dakwah, HARAPAN ITU MASIH ADA!!!! ... bagaimana saudaraku?